Share this page

Ruwatan Murwakala, Tradisi Jawa Kuno yang Masih Eksis di Candi Kidal

Kompas.com - 29/Oct/2019 , 08:14 WIB

Ruwatan Murwakala, Tradisi Jawa Kuno yang Masih Eksis di Candi Kidal

KOMPAS.com – Suatu candi biasanya menjadi daya tarik karena arsitekturnya. Namun di Candi Kidal, Kabupaten Malang, daya tarikya tidak hanya bangunan candi saja. Ada satu ritual kuno yang masih dilakukan hingga sekarang.

Ritual kuno di candi yang dibangun pada abad 12 itu bernama Ruwatan Murwakala. Ritual ini merupakan tradisi Jawa kuno untuk mengeluarkan sisi buruk dari jiwa manusia.

Jalannya ritual ruwatan biasanya dilakukan dengan memotong rambut hingga melarung atau menghanyutkan sesaji. Meskipun ritual kuno, tradisi itu masih bisa disaksikan hingga sekarang.

Candi Kidal tepatnya berada di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Candi ini berjarak sekitar 11 kilometer dari Kota Malang dengan jarak tempuh kurang-lebih 30 menit.

Tarian Garudeya sebagai pembuka

Prosesi Ruwatan Murwakala yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu dimulai dengan sajian tarian Garudeya.

Tarian yang selalu membuka ritual ruwatan ditujukan agar masyarakat yang tinggal di sekitar candi hingga seluruh Indonesia senantiasa damai, makmur, dan sejahtera, serta keutuhan NKRI tetap terjaga.

Tarian Garudeya tidak lepas dari tiga relief di kaki Candi Kidal yang menceritakan legenda Garudeya (Garuda). Dikisahkan, ia membebaskan ibunya dari perbudakan.

Tiga panel relief itu berada di pilaster (tiang semu) bagian tengah batur Candi Kidal, tepatnya di sisi selatan, timur, dan utara.

Amanat Raja Anusapati

Relief Garudeya di Candi Kidal merupakan amanat dari Anusapati, Raja Kedua Kerajaan Singasari.

Isi Amanat di relief Candi Kidal itu adalah keinginan Anusapati untuk meruwat ibunya, Ken Dedes.

Sementara itu, Ruwatan Murwakala lebih ditujukan pada ritual untuk menyucikan pikiran. Tujuan ritual itu dilambangkan dengan pengambilan rambut.

Makna utama Ruwatan Murwakala adalah mengembalikan jiwa manusia agar bersih kembali.

Saat ini, Ruwatan Murwakala diikuti oleh pimpinan yang sedang menjabat atau disebut Nayaka Praja.

Baca artikel lainnya:

Menyusuri Candi Hindu di Desa Tumpang, Malang

Mengagumi Keindahan Candi Plaosan Saat Matahari Terbit

Komplek Candi Gedong Songo, Tempat Wisata Penuh Sejarah dan Misteri

Menyusuri keunikan budaya tak akan ada habisnya. Cari juga keunikan budaya lain yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air lewat laman Pesona Indonesia.

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya