Share this page

Menyelami Tradisi Islami Bengkulu Lewat Tabot

Kompas.com - 7/Oct/2019 , 20:43 WIB

Menyelami Tradisi Islami Bengkulu Lewat Tabot

KOMPAS.com - Jika datang ke Bengkulu pada 1 Muharram pada penanggalan Islam, Sobat Pesona dapat melihat beberapa tugu di berbagai di sudut jalan. Tugu ini menyerupai rumah-rumahan mirip masjid bertingkat.

Pada bagian atapnya, terdapat ukiran khas Bengkulu dengan cat warna-warni. Tugu ini disebut sebagai Tabot atau Tabut.

Dalam Bahasa Arab, Tabot memiliki arti "kotak peti kayu", semacam wadah untuk menyimpan.

Bentuk sebuah Tabot umumnya menyerupai menara masjid. Ukurannya bisa bervariasi, mulai dari lebar 1,5 meter hingga 3 meter dengan tinggi sekitar 5 hingga 12 meter.

Tabot biasanya dibuat dari kayu, bambu, dan rumbia sebagai kerangkanya. Lalu, kerangka dilapisi dengan kertas warna-warni berbentuk motif yang beragam sebagai hiasan.

Dalam pembuatan Tabot juga tidak bisa semabarangan, harus mengikuti pakem khusus yang disepakati oleh Keluarga Tabot. Di Bengkulu, ada dua kelompok besar pemilik Tabot, yaitu Tabot Berkas (Pasar Baru, Kampung Kepri, dan Malabero) dan Tabot Pondok Besi (Kebun Ros, Tengah Padang dan Kampung Bali).

Tabot dan riwayat islam di Bengkulu

Keberadaan Tabot sendiri sangat erat kaitannya dengan perkembangan Islam di Bengkulu. Tradisi Tabot dibawa oleh pekerja Islam Syiah dari Madras dan Bengali di India Selatan.

Mereka ikut bersama tentara Inggris ke Bengkulu untuk membangun Benteng Marlborough pada 1713.

Tradisi Tabot bisa dilihat dari dua tujuan, untuk ritual dan non ritual. Aspek ritual masih dijalankan hanya oleh keturunan keluarga Tabot. Sementara untuk tujuan non ritual dilakukan untuk melestarikan kesenian tradisional Bengkulu yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu.

Tabot menjadi unsur penting dalam Tradisi Tabot yang diadakan selama 10 hari pertama di bulan Muharram. Saking menariknya, tradisi tersebut kemudian dijadikan sebuah festival oleh pemerintah setempat karena dianggap bisa menarik minat wisatawan dan menjadi pilihan untuk wisata budaya di Bengkulu.

Tradisi Tabot diawali dengan kegiatan mengambik tanah (mengambil tanah). Proses ini harus dilakukan oleh tetua dari keturunan Keluarga Tabot karena dianggap sakral.

Tanah itu kemudian disimpan ke dalam Tabot, lalu akan dibuang kembali pada hari terakhir Tradisi Tabot. Lokasi pembuangan tanah dilakukan di Makam Syeih Burhanuddin, pemimpin Islam Syiah di Bengkulu ketika pertama kali menginjakkan kaki di sana.

Jika berminat menyaksikan Festival Tabot, Sobat Pesona bisa datang ke Lapangan Merdeka atau View Tower yang merupakan titik pusat pelaksanaan acara ini. Selama 10 hari, Tugu Tabot akan berada di sini dan kita bisa melihat keunikan budaya dalam sebuah tradisi.

Baca artikel lainnya:
Melihat Jejak Sejarah Peninggalan Inggris di Bengkulu

5 Pantai Unik dan Keren yang Ada di Bengkulu

Dol Bengkulu, Bunyi Dinamis dan Aksi Atraktif

Telusuri kebudayaan lainnya di Indonesia. Cari informasinya lewat laman Pesona Indonesia.

 

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya