Share this page

Menemukan Jajanan Pasar Primadona Pasar Gede Solo

Kompas.com - 20/Jul/2019 , 17:25 WIB

Menemukan Jajanan Pasar Primadona Pasar Gede Solo

KOMPAS.com - Pasar Gede Hardjonagoro adalah surganya kuliner tradisional atau jajan pasar di Solo. Di pasar yang berdiri pada 1930 itu beragam makanan khas Solo tersedia.

Hingga saat ini, kuliner tradisional yang berada apda pasar itu masih menjadi buruan. Saat liburan tiba, kuliner lawas di dalam pasar bahkan diburu wisatawan dari luar Kota Solo.

Pecel ndeso

Pecel dengan kerupuk gendar dan pecel beras merah atau kerap dikenal dengan nama pecel ndeso adalah contohnya.

Salah satu penjual pecel yang dicari penikmat kuliner adalah Pecel Bu Nanik yang ada di kios tengah Pasar Gede. Pecel gendar tak beda dengan pecel-pecel lainnya yang terdiri dari berbagai sayuran rebusan.

Mulai dari sayuran bayam, kembang turi, tokolan,hingga jantung pisang kemudian diguyur sambel kacang. Satu hal yang membedakan adalah komposisi gendar yang terbuat dari olahan beras dan ditambahi bleng. Satu porsi pecel gendar sangat ramah di kantong, yakni Rp 5.000.

Pecel ndeso, varian pecel lainnya di kios itu cukup berbeda dengan pecel-pecel lainnya. Bedanya ada pada komposisi nasi dan sambal yang digunakan. Nasi yang digunakan adalah beras merah sementara sambalnya terbuat dari wijen.

“Pecel ndeso ini nanti dibungkus pake daun pisang. Kalau dibungkus daun pisang itu rasanya lebih enak, “ kata Bu Nanik.

Dawet Telasih

Dawet legendaris racikan Bu Dermi, merupakan perpaduan jenang sumsum, biji telasih, ketan hitam, gula pasir, dan santan.

Jika memang suka dengan tape ketan bisa ditambahkan. Dawet ini sudah ada sejak puluhan tahun lalu. Walaupun sudah diturunkan tiga generasi, resep dawet Bu Dermi tidak berubah.

Dawetnya menggunakan gula asli. Sedangkan biji telasih dipercaya bisa menyembuhkan panas dalam, sariawan, dan sakit tenggorokan. Singkatnya dalam sajian ini terdapat banyak manfaat.

“Semua bahannya masih alami, seperti untuk pewarna cendol menggunakan daun suji. Terus santannya juga fresh. Jadi dawet ini kadan kurang baik atau gak tahan lama karena memang tidak ada bahan pengawetnya. Kan bahannya semua alami,” ujar Ruth, generasi ketiga Dawet Bu Dermi.

Tak hanya Presiden Jokowi yang menjadi pelanggan Dawet Telasih Bu Dermi saat masih menjabat sebagai Wali Kota Solo, namun sejulah pesohor juga pernah menikmati minuman dawet khas Pasar Gede itu.

“Ada Pak Sandiaga Uno, Christin Hakim, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Elka Pangestu, Atiek CB, Angel Lelga dan lainnya,” ungkapnya.

Dawet Gempol Pleret

Dawet gempol pleret terdiri dari gempol yang terbuat dari tepung beras dicampur dengan kelapa dan garam. Sedangkan pleret itu bahannya hampir sama dengan gempol, namun ditambahi dengan gula jawa sehingga warnanya menjadi kecoklatan.

“Racikan bahan untuk pembuat gempol dan pleret hingga sekarang masih sama. Saya merupakan generasi ketiga sebagai penjual dawet ini,” aku Yumi, penjual dawet gempol pleret di depan pintu masuk Pasar Gede.

Dawet gempol pleret disajikan dengan santan yang telah dicampur dengan es. Selanjutnya, cairan gula jawa dimasukkan ke dalam mangkuk tersebut sehingga rasa pun menjadi manis dan segar. Dawet tersebut dijual hanya dengan harga Rp 6.000 per porsi.

Lenjongan

Makanan ini biasanya menjadi kudapan di sela-sela waktu makan. Ada berbagai jenis makanan dalam lenjongan. Semuanya memiliki cita rasa manis dan mayoritas terbuat dari bahan dasar umbi-umbian yang direbus. Ada getuk, growol, gatot, tiwul, ketan putih, ketan hitam, cenil, gendar putih, jadah blondo, dan grontol.

Salah satu warung lenjongan yang menjadi primadona adalah Warung Suminem atau biasa dipanggil Bu Sum. Suminem sang penjual mengaku sudah berjualan di lapak bagian tengah Pasar Gede sejak umur 16 tahun. Lenjongan juga menjadi buruan para penikmat wisata kuliner dari wisatawan luar Solo. Tak sedikit yang kemudian membeli untuk dibawa pulang.

Brambang Asem

Brambang asem terdiri dari tiga komposisi yaitu rebusan sayuran daun ketela rambat, baceman tempe gembus kemudian disiram dengan sambel yang rasanya asem. Sambel ini terbuat dari campuran asam, bawang merah, gula, terasi dan sambel.

Cabuk Rambak

Cabuk rambak terdiri dari ketupat, sambel ,dan karak. Sambal cabuk rambak sekilas seperti sambal kacang, tetapi bahan pembuat sambal itu terdiri dari kelapa dan wijen.

“Sambelnya terbuat dari parutan kelapa dan wijen yang disangrai. Kemudian ditambahi dengan bawang putih dan daun jeruk,” kata Maryani, penjual cabuk rambak di dekat pintu masuk Pasar Gede.

Satu ketupat bisa diiris menjadi beberapa porsi. Harganya terjangkau, yakni Rp 4.000 per porsi.

Yuk, baca artikel seru lainnya dari Solo berikut ini:

Puas-Puasin Belanja di Solo, Yuk Mampir 4 Tempat Ini

Pentagon Unik di Solo yang Jadi Tempat Konser

(https://pesona.travel/inspirasi/2343/pentagon-unik-di-solo-yang-jadi-tempat-konser)

5 Kuliner Khas Solo yang Menggugah Selera

Ragam kuliner Indonesia tak hanya ada di Solo. Temukan yang lainnya dalam Pesona Indonesia. 

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya