Menikmati Pemandangan Kota Sawahlunto dari Ketinggian

KOMPAS.com - Salah satu cara paling mengesankan untuk menikmati keindahan alam Sawahlunto, Sumatera Barat, dari ketinggian adalah dengan terbang di atas lereng dan teras-teras sawahnya.

Penggila olahraga paragliding pun terkesima dengan keindahan alam wilayah yang pernah menjadi salah satu sumber tambang batubara nasional ini.

Ada dua lokasi yang menjadi andalan paraglider tanah air dan dunia dalam menyalurkan hobinya di Sawalunto, yaitu di Puncak Polan dan Puncak Guguak Nan Gadang.

Kedua arena olahraga petualangan itu sangat memikat, tidak hanya untuk wisatawan lokal dan nasional, tetapi juga wisatawan mancanegara yang berulang kali datang dan berpetualang di atas udara Sawahlunto.

Puncak Polan

Puncak Polan merupakan salah satu bukit yang menjadi dinding alam yang menghiasi kota Sawahlunto.

Dari pusat Kota Sawahlunto terlihat tulisan “SAWAHLUNTO” menghiasi dinding tebing di bukit Puncak Polan ini. Dari puncak bukit terlihat Kota Sawahlunto yang dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga kotanya dari jauh terlihat bagaikan kuali.

Puncak Polan yang berada di Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat itu  lokasinya tidak begitu jauh dari Pusat Kota Sawahlunto.

Untuk mencapai lokasi tersebut dibutuhkan waktu sekitar lebih kurang 15 menit berkendaraan dari pusat kota Sawahlunto.

Puncak Polan berada tepat di sisi timur Sawahlunto, merupakan titik start favorit pecandu olahraga udara paragliding.

Dengan ketinggian yang mencapai 350 meter dari titik landing hingga take off, pecinta olahraga paralayang, bisa berputar mengitari pusat kota Sawahlunto. Kalau cuaca bersahabat bisa terbang mengitari kota selama 30 menit - 1 jam.

Ketika meluncur dari Puncak Poland, paraglider akan disuguhi dengan pesona keindahan pusat kota.

Beragam bangunan tua tampak jelas terlihat dari atas udara ‘Kota Tua’. Deretan rumah-rumah bekas karyawan Tambang Batubara Ombilin (TBO), masih berbaris rapi, begitu pula dengan bangunan kantor perusahaan yang kini berada di bawah bendera PT Bukit Asam, menonjol dengan dominan warna orange.

Sedikit ke arah barat, tiga silinder besar yang dulunya berfungsi mengisi gerbong-gerbong kereta api pengangkut batu bara, juga tampak jelas dari udara.

Begitu mengarah ke selatan, terlihat bekas bangun PLTU, yang kini berubah menjadi Mesjid Agung Nurul Islam, mesjid terbesar di Kota Sawahlunto.

Berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat kota menuju arah Kecamatan Talawi. Pecinta paragliding juga bisa menikmati keindahan Puncak Guguak Nan Gadang Desa Batu Tanjung.

Tak sulit untuk menemukan lokasinya karena sudah terdapat papan petunjuk yang mengarahkan ke lokasi.

Selain itu, tempat wisata tersebut juga cukup mudah untuk dijangkau baik dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Untuk sampai ke atas puncak bukit, pengunjung harus menghadapi jalan menanjak.

Akan tetapi jika menggunakan kendaraan medan berat, pelancong hanya butuh sekitar 30 menit untuk sampai ke pucak. Perjalanan tak akan terasa melelahkan karena magnet suguhan dengan udara yang sejuk dan pemandangan alam yang indah.

Puncak Guguak Nan Gadang, Batu Tanjung

Berbeda dengan Puncak Poland, begitu meluncur dari Puncak Guguak Nan Gadang Batu Tanjung, paraglider disuguhi pesona keindahan alam Sawahlunto dengan sawah-sawah dan alam hijau lainnya.

Lokasi puncak yang berada di Desa Batu Tanjung, Kecamatan Talawi yang sangat indah ini pun pernah digunakan sebagai lokasi Sawahlunto Paragliding Competition.

Puncak Guguak Nan Gadang memiliki geografis yang lebih landai, tidak banyak slope dan menyajikan view yang indah. Dari udara para peobi terbang ini bisa melihat Danau Kandi, Lapangan Pacu Kuda Kandi dan PLTU Ombilin di Sijantang.

Baca artikel seru lainnya tentang Ranah Minang berikut ini:

Kuliner Minang, Tak Hanya Rendang dan Nasi Padang

Perbedaan Nasi Kapau dan Nasi Padang

5 Destinasi Wisata Religi Islami di Tanah Minang

Telusuri keindahan Indonesia yang lainnya juga. Informasinya bisa didapatkan dari Pesona Indonesia.