Gasing Raksasa, Serunya Permainan Tradisional Masyarakat Munduk

KOMPAS.com - Desa Munduk yang terletak di Kabupaten Buleleng Bali, selain memiliki keindahan alam juga memiliki satu permainan tradisional yang menarik.
Permainan tradisional tersebut jadi salah satu primadona wisatawan yang memadati Festival Desa Wisata Nusantara yang dilaksanakan di lapangan Astina Ubud, Bali.
Permainan itu adalah gasing, atau biasa juga disebut gangsing. Permainan asal Munduk tersebut menggunakan gasing yang berukuran lebih besar dari gasing kebanyakan.
Tidak seperti permainan gasing pada umumnya yang jadi kegemaran anak-anak, gasing raksasa hanya dimainkan oleh anak remaja hingga dewasa. Cara memainkannya persis dengan gasing kecil.
Gasing dililitkan pada seutas tali lalu dilemparkan ke area yang telah disediakan.
Buatan perajin Munduk
Ada dua hal yang menentukan kelihaian pemain dalam permainan adu gasing. Pertama, lamanya putaran sebuah gasing, dan kedua dengan cara mengadu dua gasing, ditabrakkan satu sama lain.
Keahlian bermain gasing raksasa yang ditampilkan oleh penduduk Desa Munduk pun, memberikan rasa penasaran kepada para pengunjung festival. Penduduk desa Munduk memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk mencoba bermain dengan gasing tersebut.

Seperti pasangan asal Ingrris, Chris dan Liliana, yang ditemui oleh Pesona Travel. Menurut mereka permainan ini cukup sulit tetapi sangat menyenangkan.
“Semua orang sangat ramah dan semua bertepuk tangan saat kami mencoba. Benar-benar menyenangkan, saya sangat menikmati permainan ini,” ujar Liliana.
Lain lagi dengan seorang pengunjung asal Jerman, setelah mencoba gasing raksasa tersebut, dia berencana untuk berkunjung ke desa Munduk. Ia ingin melihat proses pembuatan gasing raksasa dan merasakan permainan itu langsung di desa tersebut.
Bentuk gasing yang besar atau mereka sebut sebagai gasing raksasa dibuat sendiri oleh penduduk desa Munduk.
Menurut Ketut Rame, salah seorang empu gasing raksasa di desa Munduk, biasa nya gasing dibuat dari bahan baku kayu. Seperti kayu Cemara, Limau atau kayu Kemuning. Bahan baku kayu sendiri diperoleh dari sekitar desa atau juga dari luar desa.
Hampir setiap hari Minggu di Banyuatis, Desa Munduk, penduduk desa berkumpul dan bermain bersama. Penasaran pengin cobain juga? Silakan meluncur ke Banyuatis, Desa Munduk, Kabupaten Buleleng, Bali.
Baca juga artikel tentang Bali lainnya berikut ini:
Danau Beratan Bali, Salah Satu Danau Terindah di Dunia
Hotel Keren di Bali, Bikin Betah dengan Pemandangan Wah
Tempat Snorkeling Paling Favorit di Bali
Baca juga cerita lainnya dari obyek wisata di nusantara. Telusuri kisah dan informasinya lewat Pesona Indonesia.
KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya