Share this page

Berpetualang Lidah ke Sulawesi Utara, Ada Apa Saja?

Kompas.com - 25/May/2019 , 18:19 WIB

Berpetualang Lidah ke Sulawesi Utara, Ada Apa Saja?

KOMPAS.com - Jalan-jalan ke Sulawesi Utara tak lengkap sebelum berpetualang lidah. Ragam kulinernya unik karena bahan bakunya pun tak biasa.

Soal rasa tak perlu ditanya, masyarakat Sulawesi Utara—mulai dari Manado, sampai kawasan ujung wilayah—dikenal pandai mengolah makanan.

Maka dari itu, ada banyak jenis kuliner khas yang begitu fenomenal, mulai dari rasa sampai bahan bakunya. Berikut di antaranya.

Bubur Tinutuan

Siapa yang tak kenal dengan bubur tinutuan atau yang juga biasa disebut Bubur Manado itu. Warna kuahnya yang kuning dan aneka sayuran yang dimasak di dalam bubur menjadi daya tarik menu satu ini.

Satu hal yang membuat rasanya selalu menjadi kesan adalah topping suwiran ikan cakalang, jambal asin kering, dan sambal roa. Rasanya gurih, mengenyangkan, sehat karena banyak mengandung aneka sayuran, dan tentunya hangat di perut. Orang Sulawesi Utara biasanya menyantapnya untuk sarapan.

Ada satu kawasan khusus penjaja Bubur Tinutuan di Manado, yakni di kawasan Wakeke. Di sana, pembeli bisa menjumpai berbagai rumah makan yang menawarkan bubur lezat satu itu dengan harga terjangkau.

Cakalang Fufu

Ini dia favorit pencinta ikan, cakalang fufu atau ikan tongkol putih asap.

Menu satu ini adalah salah satu makanan khas Manado yang memiliki cita rasa gurih. Ikan tongkol yang masih segar dimasak dengan cara diasapi, kemudian diolah menjadi aneka menu.

Misalnya cakalang fufu saus atau cakalang fufu santan. Menu ini paling sedap kalau disantap saat masih panas bersama nasi putih.

Nah, kalau mau mencicipinya, sobat Pesona bisa bertandang ke warung-warung tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Sulawesi Utara. Cakalang Fufu juga bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Tempat paling ramai menjual menu ini ada di Jembatan Sario atau di sejumlah pasar tradisional di Manado.

Woku Belanga

Sajian ini dibuat dengan memasak ikan atau daging lainnya dengan bumbu woku—cabai rawit, daun jeruk, tomat, daun bawang, pandan, serai, kemiri, jahe, kunyit, dan daun kemangi.

Ada dua jenis woku, yakni woku belanga dan woku daun. Bedanya, woku belanga di masak dalam balanga atau panic.

Sedangkan woku daun dimasak dalam bungkusan daun woka. Rasanya gurih, pedas, namun tetap segar. Aromanya sangat wangi dan mengundang selera.

Sambal Roa dan Dabu-Dabu

Untuk urusan sambal, masyarakat Sulawesi Utara tak pernah absen menyajikan dua sambal khasnya yang pedas menggigit, yaitu sambal roa dan dabu-dabu.

Sambal roa memiliki rasa yang khas karena dicampur dengan ikan roa atau sejenis ikan terbang yang telah diasap hingga kering lalu ditumbuk menjadi bubuk.

Adonan cabai dan ikan roa pun diberi cabai rawit, bawang merah, bawang putih, tomat, gula, dan garam. Barulah setelahnya ditumis.

Sedangkan dabu-dabu adalah sambal khas Manado yang rasanya sangat pedas. Berbeda dengan sambal lain yang digiling atau dihaluskan, sambal dabu-dabu disajikan dalam bentuk potongan-potongan cabai, tomat, dan bawang merah. Sambal ini sangat pas jika disantap bersama menu olahan ikan dan seafood lainnya.

Paniki

Nah, ini kuliner yang sangat unik dari Sulawesi Utara. Paniki adalah sajian daging kelelawar yang dimasak dengan aneka bumbu sehingga menghasilkan rasa yang unik.

Mendengarnya, mungkin sedikit merinding, tapi sajian ini telah menjadi ikon kuliner Minahasa, Sulawesi Utara. Makanan ini memiliki rasa yang gurih dengan tekstur daging yang cukup alot.

Kelelawar biasanya dimasak bersama cabai, bawang merah, bawang putih, serai, jahe, dan juga santan hingga meresap. Namun tak semua kelelawar bisa diolah menjadi paniki. Hanya kelelawar pemakan buah sajalah yang digunakan sebagai bahan baku. Daging kelelawar ini kaya akan gizi dan protein, juga mengandung zat kitotefin yang bisa mengobati asma dan penyakit paru.

Sate Kolombi

Sambangi Kawasan Kuliner Boulevard Tondano di Minahasa, Sulawesi Utara.

Sebab hanya disinilah sate kolombi disajikan. Bahan bakunya adalah daging keong yang kenyal dipadu dengan siraman bumbu ikan bakar yang digiling kasar sehingga terasa lezat di mulut.

Hmm, mengundang selera.

Sate Tikus

Tak cuma keong emas, tikus pun dijadikan sate oleh warga Manado. Sebab, tikus dianggap sebagai santapan lezat untuk dikonsumsi.

Eits, tikus yang dipakai bukan sembarang, melainkan tikus hutan berekor putih yang hanya mengonsumsi tumbuh-tumbuhan.

Biasanya penjual di pasar akan menjajakan sate tikus bakar lengkap dengan ekornya yang berwarna putih agar pembeli percaya. Biasanya, tikus dibersihkan dengan cara dibakar dan sebagian isi perutnya dibersihkan. Setelahnya tinggal disate, kemudian diberi bumbu dan kuah santan yang kental hingga meresap.

Baca artikel seru tentang Manado berikut ini:

Bubur Tinutuan, Sajian Sehat dari Kota Manado

Kue Mangkok Gula Merah, Lembutnya Kue Tradisional Manado

Bukit Doa, Tempat Ibadah dengan Pemandangan Indah

Telusuri kuliner khas lainnya di Indonesia. Cari informasinya dalam Pesona Indonesia.

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya