Share this page

Asal Usul “Kolam Susu”, Dikenal Lewat Lagu Koes Plus

Kompas.com - 23/May/2019 , 03:13 WIB

Asal Usul “Kolam Susu”, Dikenal Lewat Lagu Koes Plus


Bukan lautan, hanya kolam susu

Kail dan jalan cukup menghidupimu

Tiada badai tiada topan kau temui

Ikan dan udang menghampiri dirimu

KOMPAS.com – Penggalan lagu yang dibawakan oleh Koes Plus itu begitu populer di Indonesia. Istilah kolam susu, kemudian mengundang banyak tanya. Apa yang dimaksud kolam susu?

Kolam susu, atau aslinya bernama Kolam Susuk benar-benar ada, yakni di Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tidak diketahui secara pasti kapan Kolam Susuk ditemukan, tetapi keberadaan obyek wisata tersebut sudah ada sejak dahulu kala, dan banyak dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari dengan menangkap ikan, udang, hingga kepiting.

Lantas, dari mana asal-usul Kolam Susuk itu sendiri?

Kolam susu bukanlah kolam dengan isi air susu. Ia lebih pantas disebut danau.

Danau itu terbentuk secara alami dan memiliki tanah berwarna putih. Sehingga kalau terkena sinar matahari, airnya memantulkan cahaya yang berwarna putih seperti susu. Ini menjadi alasan mengapa danau ini disebut kolam susu.

Lalu, karena dikelilingi hutan bakau yang lebat menyebabkan banyak nyamuk di sekitar danau. Inilah yang membuat masyarkat setempat menamai kolam tersebut dengan sebutan Kolam Susuk, atau dalam bahasa Indonesia disebut kolam nyamuk.

Selain itu hutan bakau juga merupakan tempat tinggal bagi ribuan kelelawar, kera jenis lokal, dan kepiting bakau.

Mulai populer

Dari historinya, Kolam Susuk makin dikenal banyak orang melalui sebuah lagu yang dipopulerkan oleh band legendaris, Koes Plus.

Lagu itu terinspirasi oleh Koes Plus karena kunjungan mereka pada 1971 saat melakukan perjalanan dari Kupang menuju Dili.

Kolam Susuk, Nusa Tenggara Timur (NTT).https://pesona.travel Kolam Susuk, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Melihat keindahan yang alami dan keunikan kolam tersebut, salah satu personelnya Yon Koeswoyo, terkesima. Ia kemudian mengabadikan kolam itu dengan menciptakan sebuah lagu yang sangat legendaris “Kolam Susu”.

Selain itu sebagai tanda mata bagi masyarakat Kabupaten Belu, grup ini menyumbangkan sebuah sekolah dasar (SD) yang dibangun di tepian kolam tersebut.

Sampai sekarang sekolah dasar tersebut masih ada. Pada 2009, kolam susuk juga pernah menjadi lokasi shooting film berjudul “Tanah Air Beta” yang disutradarai oleh Ari Sihasale, dan pada 2012 film berjudul “Atambua 39°C” yang disutradarai oleh Mira Lesmana.

Jarak tempuh dari Atambua menuju Kolam Susuk sekitar 40 menit menggunakan kendaraan roda empat. Kolam Susuk bukan satu-satunya tempat wisata alternatif di Atambua. Di dekat Kolam Susuk terdapat Teluk Gurita, salah satu dermaga penyeberangan di Kabupaten Belu. Jarak antara Kolam Susuk dan Teluk Gurita tidak begitu jauh, hanya sekitar tiga kilometer.

Di sekitar kolam susu juga terdapat tempat bersantai di gazebo, sambil menikmati pemandangan sekitar danau tersebut.

Cek artikel seru lainnya tentang Atambua:

Tari Likurai, Penyambutan Pahlawan Perang Belu

5 Destinasi Wisata Belu yang Memukau

Pantai Sukaerlaran, Tempat Asyik Berburu Sunset di Atambua

Indonesia masih punya banyak destinasi wisata lain yang tak kalah menarik. Telusuri informasinya dalam Pesona Indonesia.

 

 

KOMENTAR

Lihat Keajaiban Lainnya